Umat Islam mungkin tidak asing mendengar kata “Mandi Junub”, namun mendengarnya saja tidak cukup. Mari kita pahami lebih dalam apa itu mandi junub dengan doa mandi junub. Karena mandi junub menjadi sangat penting terutama bagi pasangan suami istri, hal itu berkaitan dengan kelangsungan ibadah kepada Allah.
Berikut Ini deretan Hadist Tentang Mandi Junub
Mandi wajib dikarenakan terjadinya keluar mani pada kaum adam:
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ اَلْخُدْرِيِّ – رضي الله عنه – قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليهوسلم –
– اَلْمَاءُ مِنْ اَلْمَاءِ – رَوَاهُ مُسْلِم
وَأَصْلُهُ فِي اَلْبُخَارِيّ
Yang artinya: Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Air itu dari air (mandi junub itu disebabkan karena keluar mani).” (Diriwayatkan oleh Muslim, dan asalnya hadits ini dari Al-Bukhari). [HR. Bukhari, no. 180 dan Muslim, no. 343, 345]
Mandi Wajib dikarenakan terjadinya hubungan intim walaupun suami tidak mengeluarkan mani sedikitpun:
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رضي الله عنه – قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – – إِذَا
جَلَسَ بَيْنَ شُعَبِهَا اَلْأَرْبَعِ, ثُمَّ جَهَدَهَا, فَقَدْ وَجَبَ اَلْغُسْلُ – مُتَّفَقٌ عَلَيْه
زَادَ مُسْلِمٌ: “وَإِنْ لَمْ يُنْزِلْ
Yang artinya: Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika seseorang telah benar-benar melakukan hubungan intim dengan istrinya lantas bertemu dua kemaluan, ia diwajibkan untuk mandi.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 291 dan Muslim, no. 348]
Dalam riwayat Muslim terdapat tambahan, “Walaupun tidak keluar mani.” [HR. Muslim, no. 348]
Mandi Wajib karena Wanita Mengeluarkan Cairan Mani dari Kemaluannya:
وَعَنْ أُمِّ سَلَمَةَ; أَنَّ أُمَّ سُلَيْمٍ -وَهِيَ اِمْرَأَةُ أَبِي طَلْحَةَ- قَالَتْ: – يَا رَسُولَ اَللَّهِ! إِنَّ اَللَّهَلَا
يَسْتَحِي مِنْ اَلْحَقِّ, فَهَلْ عَلَى اَلْمَرْأَةِ اَلْغُسْلُ إِذَا اِحْتَلَمَتْ? قَالَ: “نَعَمْ. إِذَا رَأَتِالْمَاءَ” –
اَلْحَدِيثَ. مُتَّفَقٌ عَلَيْه
Yang artinya: Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, bahwasanya Ummu Sulaim–ia adalah istrinya Abu Thalhah–berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidaklah malu menyebutkan kebenaran. Apakah wanita tetap mandi junub jika mimpi basah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Iya, tetap mandi junub jika ia melihat air.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 282 dan Muslim, no. 313]
Mandi Wajib karena Seseorang Telah Menunaikan Ritual Penyucian Jenazah dengan Memandikan Jenazah Tersebut:
وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: – كَانَ اَلنَّبِيَّ – صلى الله عليه وسلم – يَغْتَسِلُ مِنْ
أَرْبَعٍ: مِنْ اَلْجَنَابَةِ, وَيَوْمَ اَلْجُمُعَةِ, وَمِنْ اَلْحِجَامَةِ, وَمِنْ غُسْلِ اَلْمَيِّتِ – رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ,
وَصَحَّحَهُ اِبْنُ خُزَيْمَة
BACA JUGA : DOA MEMINTA KESEMBUHAN
Yang artinya: Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi karena empat hal: karena junub, hari Jumat, berbekam, dan memandikan jenazah.” (Diriwayatkan oleh Abu Daud, disahihkan oleh Ibnu Khuzaimah) [HR. Abu Daud, no. 348, 3160; Ibnu Khuzaimah, no. 256; Al-Hakim, 1:268. Hadits ini dhaif sebagaimana dikatakan oleh Syaikh ‘Abdullah Al-Fauzan dalam Minhah Al-‘Allam fii Syarh Bulugh Al-Maram, 2:19-21].
Itulah tadi deretan hadist tentang mandi wajib yang diwajibkan bagi beberapa umat yang termasuk ke beberapa katagori di atas, menjadi wajib karena berhubungan dengan kebersihan dari tubuh umat itu sendiri. Kebersihan menjadi bagian utama dari Agama Islam, menjaga kebersihan berarti beriman kepada Allah SWT. Sebelum berhadapan dengan Yang Maha Kuasa dalam sebuah prosesi ibadah, maka hendaknya muslim yang taat membersihkan diri dari hadast kecil juga hadast besar.