Advertisements
Sumber: CNN Indonesia

Gempa bumi merupakan salah satu benca alam yang sering memakan korban baik harta maupun nyawa. Yang terbaru seperti gempa dahsyat di Turki yang memakan korban ratusan jiwa meninggal dan banyak bangunan-bangunan yang porak-poranda.

Gempa bumi sendiri adalah goncangan atau getaran yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi terjadi akibat pelepasan energi dari bawah permukaan secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik.

Berbicara soal gempa, dalam tulisan kali akan coba membahas tentang jenis-jenis gempa berdasarkan penyebabnya sebagai berikut:

  • Gempa Tektonik

Gempa Tektonik adalah gempa yang disebabkan oleh pergeseran lempeng tektonik. Seperti yang diketahui bahwa lempeng tektonik bumi yang kita diami ini terus bergerak, ada yang saling menjauh dan mendekat, atau saling menggeser secara horizontal.

Lantaran tepian lempeng yang tidak rata, maka jika terjadi gesekan akan timbul friksi. Nah, friksi inilah yang kemudian mengakumulasi energi yang kemudian melepaskan energi goncangan menjadi sebuah gempa.

  • Gempa Vulkanik

Gempa Vulkanik adalah gempa yang disebabkan oleh aktivitas gunung berapi. Magma yang berada pada kantong di bawah gunung mendapat tekanan dan melepaskan energinya secara tiba-tiba sehingga menimbulkan getaran tanah.

Gempa vulkanik bisa menjadi pertanda akan terjadinya letusan gunung berapi. Namun, gempa vulkanik ini biasanya tidak merusak lantaran kekuatannya tidak terlalu besar, sehingga hanya bisa dirasakan oleh mereka yang berada di dalam radius kecil saja dari gunung berapi.

Ada jenis gempa yang dikenal dalam gempa vulkanik, yaitu Gempa Swarm. Gempa Swarm apa itu?

Gempa swarm adalah urutan peristiwa seismik yang terjadi di suatu wilayah dalam waktu yang cukup singkat.

Umumnya penyebab gempa swarm antara lain berkaitan dengan transport fluida, intrusi magma, atau migrasi magma yang menyebabkan terjadinya deformasi batuan bawah permukaan di zona gunung api. Gempa swarm memang banyak terjadi karena proses-proses kegunungapian.

Selain berkaitan dengan zona gunung berapi, beberapa laporan menunjukkan bahwa gempa swarm juga bisa terjadi di kawasan nonvulkanik (aktivitas tektonik murni), meskipun kejadiannya jarang sekali. Gempa swarm bisa terjadi di zona sesar aktif atau kawasan dengan karakteristik batuan yang rapuh sehingga mudah terjadi retakan.

Lamanya waktu dalam gempa swarm ini berbeda-beda, bisa berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.

Advertisements

Baca juga: 9 Jenis Tanaman Hias Daun Cantik Yang Wajib Kamu Punya Di Rumah.

Perbedaan Gempa Swarm dan Gempa Susulan

Gempa swarm sering terjadi berulang di lokasi yang sama dan umumnya dikaitkan dengan panas Bumi.

Sedangkan gempa susulan adalah rangkaian gempa yang terjadi setelah gempa utama yang lebih besar pada sebuah patahan.

Gempa susulan ini terjadi di dekat zona patahan dan merupakan proses bagian dari ‘proses penyesuaian’ setelah slip utama pada patahan.

  • Gempa Runtuhan

Gempa Reruntuhan adalah gempa lokal yang terjadi jika suatu gua di daerah topografi karts atau di daerah pertambangan runtuh atau bisa juga karena massa batuan yang cukup besar di sebuah lereng bukit runtuh (longsor). Kekuatan gempa akibat reruntuhan massa batuan ini sangat kecil sehingga tidak berbahaya.

  • Gempa Buatan

Gempa Buatan adalan gempa bumi yang terjadi akibat oleh aktivitas manusia. Misalnya seperti dalam kegiatan eksplorasi pertambangan atau untuk keperluan teknik sipil dalam rangka mencari batuan dasar (bedrock) sebagai dasar pondasi bangunan.

Gempa Buatan ini juga bisa terjadi akibat aktivitas militer seperti peluncuran rudal, nuklir, bom atom, dan lain  sebagainya.

Kekuatannya juga kecil sehingga tidak memimbulkan bahaya  bagi manusia dan bangunan.

Demikianlah tulisan kali ini tentang jenis-jenis gempa berdasarkan penyebabnya, semoga bermanfaat.

Baca juga: 5 Manfaat Daun Salam Untuk Kesehatan Tubuh

Sumber: https://beritanakmuda.com/

Advertisements